Fri, 14 Feb, 2025
RSUPKANDOU.COM, MANADO - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) Prof dr Dante Saksono Harbuwono SpPD-KEMD PhD secara resmi membuka Ground Breaking pembangunan gedung kanker 12 lantai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, (14/02)
Ground Breaking ini disaksikan oleh Plt Direktur Utama RS Kandou, drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, dan jajaran direksi Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, dr Jehezkiel Panjaitan,SH.MARS, Direktur Layanan Operasional, dr Wega Sukanto,SpB.TKV.(K), Ditektur Perencanaan dan Keuangan, Dr.Erwin Sondang Siagian,SSTP,MSi, dan Plt Ditektur SDM Pendidikan dan Penelitian, Ns Suwandi I Luneto,S,Kep. M,Kes.
Dalam sambutannya, Wamenkes menekankan bahwa kanker bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga ujian berat bagi pasien dan keluarganya. Ia menegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan layanan kesehatan yang layak, dan gedung ini akan menjadi simbol harapan bagi para pejuang kanker di Sulawesi Utara.
“Kita semua tahu, kanker bukan hanya soal penyakit, tapi juga perjuangan. Karena itu, kita ingin memastikan bahwa mereka yang berjuang mendapat dukungan yang terbaik,” ujar Wamenkes.
Di tengah peresmian ini, Wamenkes mengangkat filosofi khas Sulawesi Utara, Sitou Timou Tumou Tou, yang berarti "Manusia hidup untuk menghidupkan manusia lain." Menurutnya, filosofi ini sangat cocok diterapkan dalam dunia kesehatan.
“Fasilitas ini bukan hanya tentang peralatan medis canggih, tapi juga tentang ketulusan dan kepedulian dalam memberikan pelayanan,” tambahnya.
Sementara Plt Direktur RSUP Kandou, drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, menyampaikan bahwa gedung yang akan dibangun ini memiliki 11 lantai dan 1 basement dengan luas total 22.578 m². Nantinya, gedung ini akan dilengkapi dengan 148 tempat tidur, 3 kamar operasi modular, Peralatan canggih seperti CT Simulator, Linear Accelerator, SPECT-CT, dan Brachyterapi
Dengan fasilitas ini, RSUP Kandou akan menjadi pusat rujukan utama bagi pasien kanker dari berbagai provinsi di Indonesia Timur.
Data menunjukkan bahwa kasus kanker di Sulawesi Utara terus meningkat. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi kanker di wilayah ini mencapai 1,2 permil atau sekitar 3.175 pasien. Pada tahun 2024 saja, sebanyak 2.697 pasien dari 8 provinsi datang berobat ke RSUP Kandou.
“Kami melihat tren peningkatan kunjungan pasien kanker dari tahun ke tahun. Diperkirakan pada 2030, kunjungan rawat inap akan naik 31% dan rawat jalan meningkat hingga 84%. Jenis kanker yang paling banyak ditemukan adalah kanker serviks dan kanker payudara,” ungkap Dirut Yuli astuti Saripawan.
Pembangunan Gedung Kanker Terpadu ini lanjut ibu Plt Dirut direncanakan berlangsung selama 18 bulan dan ditargetkan rampung pada Juni 2026. Dengan adanya fasilitas baru ini, RSUP Kandou diharapkan mampu memberikan layanan kanker yang lebih modern, nyaman, dan berkualitas bagi pasien dari seluruh Indonesia Timur.
“Terima kasih kepada Kementerian Kesehatan, Islamic Development Bank (IsDB), dan semua pihak yang telah mendukung proyek ini. Kami berkomitmen menghadirkan layanan medis terbaik untuk masyarakat,” tutup Plt Dirut Saripawan.
Diketahui RSUP Kandou menjadi salah satu penerima hibah luar negeri sesuai project Islamic Development Bank (IsDB) yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pembangunan Gedung Kanker Terpadu.
Dengan adanya gedung ini, diharapkan pasien kanker di Sulawesi Utara dan sekitarnya bisa mendapatkan penanganan lebih cepat dan lebih baik, tanpa harus pergi jauh untuk berobat. Semoga ini menjadi langkah besar dalam melawan kanker.
Setelah acara groundbreaking (peletakan batu pertama) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, rombongan Menteri Kesehatan (Menkes) dan direksi rumah sakit melakukan kunjungan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) serta ruang Kedokteran Nuklir.
Dalam kunjungan ini, mereka meninjau fasilitas layanan kesehatan, memastikan kesiapan tenaga medis, serta mengevaluasi peralatan yang digunakan dalam penanganan pasien. Khusus di ruang Kedokteran Nuklir, rombongan melihat bagaimana teknologi medis berbasis nuklir dimanfaatkan untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit, termasuk kanker dan gangguan metabolik.
(Humas Kandou)