Mon, 24 Jan, 2022
RSUPKANDOU.COM, MANADO--Direktur Utama RSUP Prof RD Kandou Manado, Dr dr Jimmy Panelewen,SpB-KBD bersama Tim Medis yang menangani bocah CT yang diduga menjadi korban kekerasan seksual,menyampaikan penyebab kematian dalam jumpa pers yang digelar di aula lantai 2 RSUP Kandou, senin (24/01),bersama dengan Polda Sulut.
"Kami sendiri selaku pimpinan RSUP Kandou turut sepenanggungan dengan keluarga dari CT, semoga selalu diberikan ketabahan dan almarhumah diterima",ungkap Dirut menyampaikan ucapan belasungkawa.
Dalam penyampaiannya Dirut Panelewen memperkenalkan tim Dokter yang menangani anak CT pada saat Masuk Rumah Sakit Kandou.
Menurut Panelewen
Pasien (Bocah CT) masuk RSUP Kandou pada tanggal 29 Desember 2021 Pukul 01 Subuh dan diperiksa langsung oleh Dokter Jaga Dr Joel.
Setelah dilakukan pemeriksaan Dr Joel menyimpulkan ada sesuatu yang harus di teliti yang mungkin berkaitan dengan hukum karena sesuai dengan pemeriksaan ada tampilan-tampilan kliniks yang kelihatannya mengarah kesana.
kedua disertai dengan permintaan visum ertreperettum oleh pihak kepolisian
Dari perjalanan kliniks setelah pemeriksaan ternyata almarumah mengalami penyakit yang mengarah ke kanker darah.
"Jadi teman teman tolong dipahami ada 2 hal yang berbeda, Pertama dugaan tindak kekerasan seksual berdasarkan data awal dan ada pemeriksaan yang akan dijelaskan secara teknis medis,Tapi ada hal lain yang menjadi ranah tim medis dalam konteks pelayanan pasien dirumah sakit yaitu yang mengarah kepada kanker darah, dan dari diskusi kita kematian ini disebabkan oleh kanker darah, Tolong diluruskan pasien meninggal karena kanker darah",ungkap Dirut.
Sementara Dr Joel menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaaan atas ijin keluarga dirinya menyampaikan bahwa pertama pasien CT ini datang pada saat saya jaga jam 1 subuh 29 Desember waktu itu dengan keluhan adanya pendarahan dan dengan membawa surat permintaan visum dari kepolisian
"Jadi saat pemeriksaan saya melihat ada lebam di tubuh dan juga di daerah dekat kemaluan selangkangan ada kebiruan disertai pendarahan keluar dari kemaluan dan kami melanjutkan dengan pemeriksaan visum etrepertum dan hasilnya kami telah memberikan kepihak kepolisian memang ada robekan pada selaput darah yang sifatnya sudah lama ,Itu yang kami temukan",kata dr Joel
Disisi lain dr Stevanus menyampaikan bahwa kondisi anak CT setelah dipindahkan ke ruangan Estela masih belum stabil sepenuhnya
" kadar darahnya selalu naik turun (drop) terakhir 6.9 dan sel pembekuan darahnya (trombosit) turun 8000 normalnya harus diatas 150 ribu dan itulah yang menyebabkan mengalami pendarahan",katanya.
Sembari menambahkan bahwa
Dari hasil yang sudah dikerjakan dan sudah berkonfirmasi dengan pusat, RS Darmais hasilnya sudah diterima dan adik ini mengalami leukimia dengan tipe AmL "tipe kanker darah ini termasuk yang berat pada anak2 dan Perkembangan terakhir anak ini semalam mengalami Demam pucat dan ada keluhan mata kabur setelah diperiksa menunjukkan ada pendarahan didalam bola mata sudah diberikan transfusi namun
Jam 7 pagi kondisinya memburuk dan tidak tertolong, kemoterapinya belum kami berikan karena hasilnya justru masuk setelah adik meninggal dan hasilnya kami dapatkqn jam 9.20 kalaupun akan melakukan kemoterapi kondisi adik berat.",jelas dokter Stevanus***(Hukormas)