Mon, 03 Feb, 2025
RSUPKANDOU.COM, MANADO - RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado menyelenggarakan kegiatan Orientasi, Pendidikan, dan Pelatihan bagi mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Klabat Airmadidi dan mahasiswa Program Studi Diploma III Gizi Kemenkes Poltekkes Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 3 sampai 7 Februari 2025, di Auditorium Lantai 2 RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
Kegiatan orientasi, pendidikan, dan pelatihan ini meliputi berbagai aspek penting dalam pelayanan kesehatan, di antaranya Bantuan Hidup Dasar (BHD), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pengendalian Penyakit Infeksi (PPI), Kesehatan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), dan Pelayanan Prima.
Pembukaan kegiatan ini dilakukan oleh Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, Ns. Suwandi Luneto, S.Kep, M.Kes, mewakili Plt. Dirut RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Dalam sambutannya, Ns. Suwandi menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen RSUP Kandou dalam mendukung pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan di Sulawesi Utara.
"Terima kasih pimpinan Universitas Klabat Airmadidi dan Poltekkes Gorontalo yang sampai saat ini masih mempercayakan RSUP Kandou sebagai tempat menggapai kompetensi di RSUP Kandou," ujar Luneto.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menjalankan profesi keperawatan dan gizi nantinya," ujar Ns. Suwandi. "Kami juga berharap kegiatan ini dapat menjalin kerjasama yang baik antara RSUP Kandou dengan universitas dan politeknik kesehatan di Sulawesi Utara."
Dalam sambutannya juga Luneto menyampaikan bahwa perundungan merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh lingkungan pendidikan, khususnya di institusi kesehatan. "Bapak Menteri Kesehatan menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua mahasiswa. Kami berkomitmen untuk menciptakan suasana pendidikan yang positif, bebas dari segala bentuk perundungan," ujar Luneto.
Kementerian Kesehatan berfokus pada penguatan budaya saling menghargai dan menghormati di kalangan mahasiswa dan tenaga kesehatan. Melalui program-progam pendidikan yang disusun, diharapkan setiap individu dapat merasakan keadilan, hak untuk belajar tanpa takut menjadi korban perundungan, dan perlakuan yang setara.
Luneto juga mengingatkan bahwa tindak perundungan, baik fisik maupun psikologis, tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan mental individu, tetapi juga dapat memengaruhi proses belajar dan kinerja di lapangan. Untuk itulah, ia mengajak semua peserta, baik mahasiswa maupun tenaga pendidik, untuk bersama-sama menjaga etika dan sikap profesional, serta aktif melaporkan segala bentuk kejanggalan yang dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman.
"Kami berharap dengan adanya komitmen bersama ini, para mahasiswa tidak hanya akan menjadi tenaga kesehatan yang kompeten, tetapi juga menghadirkan sikap saling menghargai dan empati di antara mereka,” pungkasnya.(Humas Kandou)