Begini Cerita Dirut RSUP Prof Kandou Manado Awal mula Penanganan Covid-19

Mon, 22 Feb, 2021


RSUPKANDOU.COM, MANADO – Direktur Utama RSUP Prof R.D Kandou Manado, Dr. dr. Jimmy Panelewen saat menghadiri acara ‘sang tokoh dibalik penanganan Covid-19 di Sulut’ yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi TVRI, Rabu (10/02/2021) mengaku sempat panik saat pasien covid 19 pertama mulai terdeteksi di Manado.

“15 Maret 2020 pasien covid pertama terdeteksi di Manado dan langsung dirujuk ke RSUP Kandou dengan kondisi yang belum siap sama sekali. Baik dari peralatan proteksi diri hingga tenaga kesehatan yang mengerti dengan penyakit ini,” kata Dirut Panelewen menjawab pertanyaan pembawa acara.

Dirut Panelewen menceritakan, pertama menerima pasien dengan kasus corona, membuat dinamika petugas kesehatan rumah sakit bergejolak dan membuat kepanikan yang luar biasa. Bukan hanya masyarakat, tenaga medis juga merasakan hal tersebut.

“Memang pada awalnya kami kewalahan menghadapi pandemi ini dengan terbatasnya kebutuhan APD dan tenaga medis ahli di bidang ini. Karena di semua perbelanjaan mulai kehabisan stok APD untuk proteksi diri. Ditambah obat dan cara penanganan penyakit ini masih dalam proses diskusi oleh para tenaga ahli kedokteran di seluruh Indonesia maupun dunia,” terangnya.

Dirut pun mengaku sangat bersyukur ketika diawal pandemi muncul ada LSM, pihak swasta, komunitas-komunitas, maupun pribadi-pribadi dari masyarakat langsung tergerak dan membantu kami dalam hal pengadaan APD bagi pasien maupun tenaga kesehatan.

“Kami mendapatkan sumbangan dari berbagai kalangan disaat pasien mulai menyentuh angka sepuluh hingga mulai tak terbendung hari demi hari sampai saat ini,” kata Dirut.

Dia menjelaskan, konsep awal yang ada dipikiran para dokter kami, penyakit ini hanya bisa ditangani oleh dokter-dokter tertentu seperti dokter penyakit dalam dan dokter paru-paru. Tetapi kemudian konsep ini harus dirubah secara cepat, sehingga setiap dokter yang bertanggung jawab dan mengikuti perkembangan dari penyakit ini, harus menjadi garda terdepan untuk menangani segala gejala dari penyakit ini.

“Akhirnya kita atur semua dokter dan perawat harus turut terlibat didalamnya,” ujarnya.

Namun, lanjut Dirut Panelewen, lama-kelamaan tenaga dokter ahli di Indonesia mulai menemukan cara-cara penanganan, dan obat-obatan apa saja yang ampuh menangkal virus ini.

“Hingga saat ini, meski pasien terus berdatangan, kami sudah mengerti dan mulai hidup berdampingan dengan penyakit ini. Ketika ada saat-saat terjadi lonjakan pasien yang begitu banyak, kami sempat keteteran dengan fasilitas kamar dan ruangan untuk pasien, sehingga kami membangun tempat khusus, dan terus diupayakan akan ditingkatkan kedepannya,” katanya.

Dirut juga mengatakan, untuk semua masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti yang terus digaungkan oleh pemerintah.

“Proteksi diri kita sendiri adalah langkah awal untuk terhindar dari virus ini. Meski saat ini vaksin telah diterapkan, perlindungan dari dalam maupun luar tetap harus selalu diutamakan, karena saat ini kita sudah hidup bersamaan dengan pandemi ini. Kita tidak akan tahu darimana dan dari siapa sumbernya, namun ketika kita melindungi diri, kita bisa memperkecil kemungkinan terdampak virus ini,” pungkasnya.(Hukormas)